Kamis, 29 September 2016

Minder Nulis? No Way

Minder Nulis? No Way

Aku suka nulis. Kalau lagi mood, tahan berjam-jam. Tapi nulisnya di buku diari aja. Eh, diariku isinya nggak melulu curhat yang sedih-sedih, loh. Aku suka nulis apa aja. Tulis semua yang dilihat, didengar dan dirasakan. Waktu sekolah dulu, semua teman kucermati. Tingkah polah mereka diceritain satu-satu di buku diari. Wah, lucu-lucu. Pas dibaca ulang, jadi geli dan ketawa sendiri. Heboh, ya, kelakuan mereka.

Sayangnya ini hobi cuma buat diri sendiri. Gak pede dipamerin. Apalagi dipost ke media. Wuaa, nggak lah.  Maklumlah, saat itu, yang jadi trend  'kan hobi semacam karate, silat, basket, PMR, Pramuka, KSI, Paskibra, dan KIR. Mana ada temenku yang ngelirik hobi beginian? Nulis cuma bikin bete, cape, nggak level. Itu komentar mereka. Kalo pengen gaul, hobinya kudu gaul juga. Maka jadilah kuikut semua ekskul, sambil diam-diam tetap nulis dengan mindernya.

Pas kuliah, aku tetap nulis. Ah, ternyata di kampus juga susah nyari yang punya hobi sama. Kemana harus kutemukan teman yang kesukaannya sejalur denganku? Haus ilmu nulis dan sharing, tapi oasenya nggak ada. Keringlah diriku ini.

Kesibukan kuliah, membuatku terpaksa mengabaikan diari. Tapi tak mengapa. Masih tersalur buat nulis laporan dan skripsi. Selamatlah. Hobiku terdegradasi.

Tatkala jadi emak-emak, lah, kok, malah lupa nulis. Sibuk ngurus rumah, anak, suami, ini itu. Aktivitas nulis-nulis kayaknya nggak penting lagi. Pergaulanku berkutat di seputar ibu-ibu yang suka musingin kelakuan anak-anak, TDL naik, harga sembako mahal, terus besok masak apa .... halah, wes lah, nulis itu udah gak perlu lagi. Buang waktu ajah.

Bertahun-tahun kemudian. Pada suatu waktu. Dalam perjalanan naik angkot, sepulang acara pengajian di luar kota, kebetulan aku bareng seorang kenalan dari kota yang bertetangga dengan kotaku. Eh, tak dinyana, ternyata dia suka nulis.

Untuk pertama kali dalam hidup, akhirnya aku berjumpa dengan orang yang sehobi. Surprise. Serasa melayang-layang di awan kesenangan. Wih, perjalanan empat jam nggak kerasa. Sepanjang jalan ngobrol tentang dunia penulisan.

Begitu sampai, usai menunaikan amanah di rumah, aku langsung ambil hape. Ngetik di situ sampai dua jam. Rasanya puas.

Tetiba, aku tersadar. Hati ini tergerak kembali menulis kala berjumpa dengan orang-orang dengan kesukaan yang sama. Tak sekedar itu. Aku juga terdorong menyelam lebih dalam di samudera ilmu penulisan ini.

Baiklah. Sudah saatnya jari jemari ini dilenturkan, agar luwes memainkan kata dan menarikan tulisan. Namun sejuta pesimis menghujani. Aku butuh motivasi.
Beruntung pada suatu waktu, mataku tertumbuk pada share seorang teman di akun fesbuk. Ajakan bergabung dalam grup Akademi Menulis Kreatif.

Ini yang namanya pucuk dicinta ulam tiba. Aku terpukau melihat banyaknya penulis di grup itu. It's so amazing. Ternyata, aku tak sendiri, kawan :). Kau tau? Ternyata semangat dan kualitas lebih terpacu jika kau beredar di antara orang-orang dengan passion sama sepertimu.

Yup, yup. Tak lama aku gabung di grup itu, fastwriting dan mindmapping meningkat pesat. Pernah kubuktikan sendiri. Bikin novel dalam dua minggu. Meski pas proses editing tepar 😂😂😂.
Minderku juga kabur. Senangnya.

Sekarang, saatnya aku berbagi. Kamu tertarik? :) Full smile :D

Ketik aja yah.

Eva_namakamu_JoinAMK_email
Kirim ke WA 0819-5916-1610

#JadilahSahabatAMK
#AkademiMenulisKreatif

GRATIS LOH :D

#Eva, Kandangan, Kalsel 29.09.2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar