sumber gambar : bruziati.files.wordpress.com
Membeli buku tetapi tak
dibaca, duh sayang sekali jadinya. Bisa jadi karena semangat membeli
buku belum sebanding dengan semangat membacanya. Sehingga buku yang dibeli
hanya sekedar menjadi koleksi. Buku di rak tertata rapih, indah dipandang namun
tidak terjamah. Padahal jika dijumlah dengan rupiah, tentu tidaklah murah.
Tidak semua orang senang
membeli buku, tetapi sungguh sayang jika hanya sekedar jadi pajangan. Karena
itulah, koleksi buku kita mesti dihidupkan. Selain agar uang yang telah
dikeluarkan tidak menjadi percuma, menghidupkan buku koleksi juga bisa menjadi ladang
amal jariyah.
Supaya buku yang dibeli
tak sekedar menjadi koleksi, ada beberapa tips yang bisa Anda coba.
1) Dari yang Disukai
Menuju yang Dibutuhkan
Tak sedikit
dari kita lebih mengutamakan buku yang dibutuhkan, meskipun tidak disukai. Padahal,
pertimbangan tersebut tidak sepenuhnya benar. Selain hanya akan menambah
tumpukan buku di rumah, hal itu juga bisa mendegradasi minat baca keluarga.
Sebaiknya, pilihlah genre-genre buku yang disukai anggota keluarga, meskipun
tentunya tetap dengan seleksi akan kandungannya. Jika kita suka novel, utamakan
membeli buku-buku novel. Karena hal itu akan membuat kita semangat membacanya. Saat
ini, banyak sekali pilihan-pilihan novel-novel dengan konten islami dan
berkualitas.
Setelah semangat
membaca kita terjaga, barulah kita membeli buku-buku yang dibutuhkan. Apa
prioritasnya? tentunya, visi dan misi pribadi dan keluarga-lah yang dijadikan
panduan.
2) Ketahuilah Isi
Buku Sebelum Anda Membelinya
Seringkali judul
buku dibuat untuk menarik minat konsumen. Padahal isinya belum tentu sesuai
harapan. Karena itulah penting bagi kita untuk mencari informasi tentang isi
buku sebelum membelinya. Pastikan isi buku yang kita beli sesuai dengan yang
kita bayangkan. Caranya bisa dengan membuka daftar isinya, atau membacanya
dengan acak mulai halaman depan, tengah lalu belakang. Jangan sungkan-sungkan
untuk minta ijin kepada pemilik atau penjaga toko, supaya kita bisa membuka
segelnya. Tentu dengan alasan untuk mengetahui isinya sebelum kita membelinya. Jika
tidak diperbolehkan, kita bisa membaca penjelasan ringkasan isi yang biasanya
terdapat pada bagian belakang covernya, atau bisa juga dengan menjelajahi dunia
maya. Jangan sampai kita kecewa ketika sudah
membelinya, pas sampai di rumah, eh isinya ternyata jauh dari yang kita duga.
3) Bukan Sekedar
Murah
Siapa sih
yang tidak ingin membeli barang dengan harga murah? semuanya pasti suka. Tapi
perlu diingat, bahwa harga murah bukan berarti gratis atau tanpa rupiah. Buat
apa kita membayar sesuatu yang dipastikan tidak akan bermanfaat ke depannya. Meskipun
bisa saja buku yang murah lebih bermanfaat dibandingkan buku yang mahal. Tetapi
jangan sampai buku murah tersebut bukan buku yang disukai, serta bukan pula
yang dibutuhkan. Akhirnya, berakhir di rak sebagai pajangan.
Supaya tidak
terjebak promo buku murah, listlah daftar buku yang ingin dibeli dan
dibutuhkan. Sehingga ketika ada promo buku murah, kita bisa menyeleksi buku
mana saja yang masuk dalam target pembelian.
4) Buatlah Program Membaca
di Rumah
Punya koleksi
satu buah buku yang dibacakan kepada anggota keluarga, jauh lebih bermanfaat dibandingkan
punya koleksi segudang tetapi hanya jadi pajangan. Karena itulah, carilah waktu
luang keluarga untuk berkumpul dan membaca buku bersama. Sebagai perangsang
minat, bacakan satu buku secara rutin. Utamakan buku-buku kisah-kisah yang
ringan, bukan buku-buku yang bersifat pemikiran.
Bagi yang
sudah berkeluarga, program membaca di rumah juga bisa dibuat dengan sayembara.
Kita bisa menyiapkan hadiah menarik untuk anak-anak kita yang menamatkan buku bacaannya.
Tak perlu mahal-mahal. Malahan jika anak sudah keranjingan membaca, bisa jadi
mereka minta buku bacaan sebagai hadiahnya.
5) Tak Perlu Alergi
dengan Berantakan
Seringkali
kita tidak terbiasa dengan kondisi berantakan. Bahkan terkait buku sekalipun.
Seolah-olah buku tak terjamah di rak, jauh lebih indah daripada berantakan di
lantai dan kasur. Padahal, bukankah kita membeli buku untuk dibaca? Bila
demikian, biarlah para anggota keluarga menikmati cara membacanya
masing-masing. Karena bisa jadi itulah cara mereka menikmati aktifitas membaca.
Ada lho, orang yang buku bacaannya harus tetap tersimpan di tempat
terakhir ia membacanya. Bahkan jika kita memindahkannya, selera bacanya pun lalu
menghilang.
6) Menulislah
Membaca dan
menulis tak bisa dipisahkan. Jika mentok membaca karena malas,
menulislah. Koleksi buku-buku di rumah bisa terbagi dua, yakni yang disukai atau
yang dibutuhkan. Biasanya kita berkutat
pada buku-buku yang kita sukai saja. Padahal kita seringkali mengoleksi juga buku-buku
yang kira-kira akan dibutuhkan, biasanya buku-buku yang dibutuhkan masuk dalam
kategori buku rujukan. Dengan aktifitas menulis, koleksi buku rujukan tersebut
akan menjadi hidup. Menulislah tentang isu yang aktual, karena temanya pasti akan
berganti dan beragam. Dengan demikian, koleksi buku-buku kita akan terjamah
semua. Bila sedang ramai isu tentang menikah dini, minimal buku-buku fikih
wanita, psikologi, pergaulan Islam, serta pendidikan anak akan keluar dari rak
kita. Tapi, rujukan kan bisa kita cari juga via internet? Bagi penulis, merujuk
pada buku sumber jauh lebih memuaskan dan membahagiakan.
Itulah beberapa tips yang
bisa dicoba untuk menghidupkan koleksi buku di rumah. Beberapa tips tadi
hanyalah eksplorasi penulis. Tidak menutup kemungkinan, Anda pun memiliki tips-tips
lain yang bisa diterapkan, bahkan lebih sesuai dengan keadaan di rumah. Ala
kulli hal, Semoga tips-tips ini aplikatif dan bermanfaat. Aamiin.
(Ary H. – Islamic Writer
Educator / 5 Dzulqo’dah 1437 H – 8 Agustus 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar