Minggu, 07 Agustus 2016

Agar Buku Tak Sekedar Jadi Koleksi

sumber gambar : bruziati.files.wordpress.com


Membeli buku tetapi tak dibaca, duh sayang sekali jadinya. Bisa jadi karena semangat membeli buku belum sebanding dengan semangat membacanya. Sehingga buku yang dibeli hanya sekedar menjadi koleksi. Buku di rak tertata rapih, indah dipandang namun tidak terjamah. Padahal jika dijumlah dengan rupiah, tentu tidaklah murah.
Tidak semua orang senang membeli buku, tetapi sungguh sayang jika hanya sekedar jadi pajangan. Karena itulah, koleksi buku kita mesti dihidupkan. Selain agar uang yang telah dikeluarkan tidak menjadi percuma, menghidupkan buku koleksi juga bisa menjadi ladang amal jariyah.
Supaya buku yang dibeli tak sekedar menjadi koleksi, ada beberapa tips yang bisa Anda coba.
1)   Dari yang Disukai Menuju yang Dibutuhkan
Tak sedikit dari kita lebih mengutamakan buku yang dibutuhkan, meskipun tidak disukai. Padahal, pertimbangan tersebut tidak sepenuhnya benar. Selain hanya akan menambah tumpukan buku di rumah, hal itu juga bisa mendegradasi minat baca keluarga. Sebaiknya, pilihlah genre-genre buku yang disukai anggota keluarga, meskipun tentunya tetap dengan seleksi akan kandungannya. Jika kita suka novel, utamakan membeli buku-buku novel. Karena hal itu akan membuat kita semangat membacanya. Saat ini, banyak sekali pilihan-pilihan novel-novel dengan konten islami dan berkualitas.
Setelah semangat membaca kita terjaga, barulah kita membeli buku-buku yang dibutuhkan. Apa prioritasnya? tentunya, visi dan misi pribadi dan keluarga-lah yang dijadikan panduan.
2)   Ketahuilah Isi Buku Sebelum Anda Membelinya
Seringkali judul buku dibuat untuk menarik minat konsumen. Padahal isinya belum tentu sesuai harapan. Karena itulah penting bagi kita untuk mencari informasi tentang isi buku sebelum membelinya. Pastikan isi buku yang kita beli sesuai dengan yang kita bayangkan. Caranya bisa dengan membuka daftar isinya, atau membacanya dengan acak mulai halaman depan, tengah lalu belakang. Jangan sungkan-sungkan untuk minta ijin kepada pemilik atau penjaga toko, supaya kita bisa membuka segelnya. Tentu dengan alasan untuk mengetahui isinya sebelum kita membelinya. Jika tidak diperbolehkan, kita bisa membaca penjelasan ringkasan isi yang biasanya terdapat pada bagian belakang covernya, atau bisa juga dengan menjelajahi dunia maya.  Jangan sampai kita kecewa ketika sudah membelinya, pas sampai di rumah, eh isinya ternyata jauh dari  yang kita duga.  
3)   Bukan Sekedar Murah
Siapa sih yang tidak ingin membeli barang dengan harga murah? semuanya pasti suka. Tapi perlu diingat, bahwa harga murah bukan berarti gratis atau tanpa rupiah. Buat apa kita membayar sesuatu yang dipastikan tidak akan bermanfaat ke depannya. Meskipun bisa saja buku yang murah lebih bermanfaat dibandingkan buku yang mahal. Tetapi jangan sampai buku murah tersebut bukan buku yang disukai, serta bukan pula yang dibutuhkan. Akhirnya, berakhir di rak sebagai pajangan.
Supaya tidak terjebak promo buku murah, listlah daftar buku yang ingin dibeli dan dibutuhkan. Sehingga ketika ada promo buku murah, kita bisa menyeleksi buku mana saja yang masuk dalam target pembelian.   
4)   Buatlah Program Membaca di Rumah
Punya koleksi satu buah buku yang dibacakan kepada anggota keluarga, jauh lebih bermanfaat dibandingkan punya koleksi segudang tetapi hanya jadi pajangan. Karena itulah, carilah waktu luang keluarga untuk berkumpul dan membaca buku bersama. Sebagai perangsang minat, bacakan satu buku secara rutin. Utamakan buku-buku kisah-kisah yang ringan, bukan buku-buku yang bersifat pemikiran.  
Bagi yang sudah berkeluarga, program membaca di rumah juga bisa dibuat dengan sayembara. Kita bisa menyiapkan hadiah menarik untuk anak-anak kita yang menamatkan buku bacaannya. Tak perlu mahal-mahal. Malahan jika anak sudah keranjingan membaca, bisa jadi mereka minta buku bacaan sebagai hadiahnya.
5)   Tak Perlu Alergi dengan Berantakan
Seringkali kita tidak terbiasa dengan kondisi berantakan. Bahkan terkait buku sekalipun. Seolah-olah buku tak terjamah di rak, jauh lebih indah daripada berantakan di lantai dan kasur. Padahal, bukankah kita membeli buku untuk dibaca? Bila demikian, biarlah para anggota keluarga menikmati cara membacanya masing-masing. Karena bisa jadi itulah cara mereka menikmati aktifitas membaca. Ada lho, orang yang buku bacaannya harus tetap tersimpan di tempat terakhir ia membacanya. Bahkan jika kita memindahkannya, selera bacanya pun lalu menghilang.
6)   Menulislah
Membaca dan menulis tak bisa dipisahkan. Jika mentok membaca karena malas, menulislah. Koleksi buku-buku di rumah bisa terbagi dua, yakni yang disukai atau  yang dibutuhkan. Biasanya kita berkutat pada buku-buku yang kita sukai saja. Padahal kita seringkali mengoleksi juga buku-buku yang kira-kira akan dibutuhkan, biasanya buku-buku yang dibutuhkan masuk dalam kategori buku rujukan. Dengan aktifitas menulis, koleksi buku rujukan tersebut akan menjadi hidup. Menulislah tentang isu yang aktual, karena temanya pasti akan berganti dan beragam. Dengan demikian, koleksi buku-buku kita akan terjamah semua. Bila sedang ramai isu tentang menikah dini, minimal buku-buku fikih wanita, psikologi, pergaulan Islam, serta pendidikan anak akan keluar dari rak kita. Tapi, rujukan kan bisa kita cari juga via internet? Bagi penulis, merujuk pada buku sumber jauh lebih memuaskan dan membahagiakan.
Itulah beberapa tips yang bisa dicoba untuk menghidupkan koleksi buku di rumah. Beberapa tips tadi hanyalah eksplorasi penulis. Tidak menutup kemungkinan, Anda pun memiliki tips-tips lain yang bisa diterapkan, bahkan lebih sesuai dengan keadaan di rumah. Ala kulli hal, Semoga tips-tips ini aplikatif dan bermanfaat. Aamiin.
(Ary H. – Islamic Writer Educator / 5 Dzulqo’dah 1437 H – 8 Agustus 2016)  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar