Kamis, 01 September 2016

Kini

Mentari menangis saat awan
meluapkan isinya
Permukaan tanah bergejolak saat
ia tak mampu menahan beban berat
Langkah setiap insan, berhamburan
entah ke mana:
Mencari tempat berlindung.
Jiwa yang tak kuat melihat
keadaan:
Teriris.

Mata sembap kini menghiasi bumi
Mencari kedamaian dalam deretan
tangis
Awan menyesal akan luapan isinya,
Namun ia tak mampu menarik
kembali.
Kini, ia hanya menatap mereka
dengan sedih:
Menatap mereka yang sibuk
meluncurkan do'a kepada Sang
Pencipta
Menatap mereka yang sibuk
mencari belahan jiwanya yang tak
ikut serta dalam hamburan
langkahnya.

Tuhan sedang menguji mereka yang
sibuk akan dunia mereka ;
Yang mementingkan kepribadian
mereka
Mendewakan keegoan mereka
Mendewakan harta juga martabat
mereka.

Kini.
Dalam satu waktu, mereka yang
angkuh hanya bergeming penuh
penyesalan
Kini.
Mereka yang tidak memedulikan
sesama, membelah hatinya dan
berkaca
Dan kini.
Mereka tersadar atas semua yang
mereka miliki maupun keegoan
pribadi
Tersadar bahwa:
Mereka masih satu bulan
Satu matahari
Satu tapak yaitu bumi
Juga satu Tuhan.

cempakaLA
Depok, 16-05-14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar