Kamis, 14 Juli 2016

"Pulang Kampung"

Usai menggenapkan masa 
Bermukim di kota raya
Kantor kerja yang jauh
Lelah memaksa panggilan halus itu pupus sekejap

Tersandar pundakku memutar angan
Senyum menjemput ingatan
ongkos tiket
kutimbang-timbang
jumlah yang sudah cukup
mengantar menuju halaman
pulang

Naik angkutan umum
Gang sempit berliku
mencari jalan tikus
potong kompas
Memutus kebiasaan masal
Aku mulai berpetualang

Kepala pusing, perut mengadu mual
Mencari akal agar sampai selamat
Tak sangka berputar-putar
Pergulatan di persimpangan
ini terasa berat

Jalan besar berasap sesak
kendaraan mulai meluapi
saling mendahului
Terperangah menengok hulu-hilir
mobil muatan
Agaknya bakal padat seharian

Darat, laut, udara
Membawakan berita
arus mudik bergelombang
Ingatkan segera percepat langkah kaki
Lembaran itu tinggal hitungan jari

Kusandang sebelah
bekal ransel di bahu penuh
Tas berjejal barang-barang
juga oleh-oleh sejinjing
untuk semua tercinta
yang menunggu di sana

Terbayang lampu teplok sudah menyala hangati
Ruang keluarga
yang bersiap menyambut
menggunung jalinan asa
sebagian anggota yang terpencil dari sisi

Menyusuri ruas setapak
memandang gubuk beratap rumbia di tepian sawah
Rimbunan padi menyeruak
disangga pohon pisang bertunas
Dulu bermula saat kupergi
Kenangan itu makin menggema

Kulihat warga dusun
mulai berduyun-duyun
memikul singkong ke pasar
Tanaman lokal itu
tetap berjaya di hati penduduk

Tegur sapa ramai merekah
Jumpa lumrah tak terelakkan
menyimpan sambung
penggemar salam pertemuan
silah ukhuwah

Kampung nan permai
Aku telah tiba
Di tengah sayup-sayup senja
memenangkan perjuangan dengan lega
Pulang padamu
Kau jadi pusat jelajahku
kini

Kampung setelah lahirku
Kau tempat kembali hari ini
Aku punya wadah bernaung sekarang
Namun, kelak aku pun
harus kembali pulang
pada perkampungan abadi
Kampung setelah matiku

Nor Aniyah-Kandangan, 03/07/2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar