Usai menggenapkan masa
Bermukim di kota raya
Kantor kerja yang jauh
Lelah memaksa panggilan halus itu pupus sekejap
Kantor kerja yang jauh
Lelah memaksa panggilan halus itu pupus sekejap
Tersandar pundakku memutar angan
Senyum menjemput ingatan
ongkos tiket
kutimbang-timbang
jumlah yang sudah cukup
mengantar menuju halaman
pulang
Senyum menjemput ingatan
ongkos tiket
kutimbang-timbang
jumlah yang sudah cukup
mengantar menuju halaman
pulang
Naik angkutan umum
Gang sempit berliku
mencari jalan tikus
potong kompas
Memutus kebiasaan masal
Aku mulai berpetualang
Gang sempit berliku
mencari jalan tikus
potong kompas
Memutus kebiasaan masal
Aku mulai berpetualang
Kepala pusing, perut mengadu mual
Mencari akal agar sampai selamat
Tak sangka berputar-putar
Pergulatan di persimpangan
ini terasa berat
Mencari akal agar sampai selamat
Tak sangka berputar-putar
Pergulatan di persimpangan
ini terasa berat
Jalan besar berasap sesak
kendaraan mulai meluapi
saling mendahului
Terperangah menengok hulu-hilir
mobil muatan
Agaknya bakal padat seharian
kendaraan mulai meluapi
saling mendahului
Terperangah menengok hulu-hilir
mobil muatan
Agaknya bakal padat seharian
Darat, laut, udara
Membawakan berita
arus mudik bergelombang
Ingatkan segera percepat langkah kaki
Lembaran itu tinggal hitungan jari
Membawakan berita
arus mudik bergelombang
Ingatkan segera percepat langkah kaki
Lembaran itu tinggal hitungan jari
Kusandang sebelah
bekal ransel di bahu penuh
Tas berjejal barang-barang
juga oleh-oleh sejinjing
untuk semua tercinta
yang menunggu di sana
bekal ransel di bahu penuh
Tas berjejal barang-barang
juga oleh-oleh sejinjing
untuk semua tercinta
yang menunggu di sana
Terbayang lampu teplok sudah menyala hangati
Ruang keluarga
yang bersiap menyambut
menggunung jalinan asa
sebagian anggota yang terpencil dari sisi
Ruang keluarga
yang bersiap menyambut
menggunung jalinan asa
sebagian anggota yang terpencil dari sisi
Menyusuri ruas setapak
memandang gubuk beratap rumbia di tepian sawah
Rimbunan padi menyeruak
disangga pohon pisang bertunas
Dulu bermula saat kupergi
memandang gubuk beratap rumbia di tepian sawah
Rimbunan padi menyeruak
disangga pohon pisang bertunas
Dulu bermula saat kupergi
Kenangan itu makin menggema
Kulihat warga dusun
mulai berduyun-duyun
memikul singkong ke pasar
Tanaman lokal itu
tetap berjaya di hati penduduk
mulai berduyun-duyun
memikul singkong ke pasar
Tanaman lokal itu
tetap berjaya di hati penduduk
Tegur sapa ramai merekah
Jumpa lumrah tak terelakkan
menyimpan sambung
penggemar salam pertemuan
silah ukhuwah
Jumpa lumrah tak terelakkan
menyimpan sambung
penggemar salam pertemuan
silah ukhuwah
Kampung nan permai
Aku telah tiba
Di tengah sayup-sayup senja
memenangkan perjuangan dengan lega
Pulang padamu
Kau jadi pusat jelajahku
kini
Aku telah tiba
Di tengah sayup-sayup senja
memenangkan perjuangan dengan lega
Pulang padamu
Kau jadi pusat jelajahku
kini
Kampung setelah lahirku
Kau tempat kembali hari ini
Aku punya wadah bernaung sekarang
Namun, kelak aku pun
harus kembali pulang
pada perkampungan abadi
Kampung setelah matiku
Kau tempat kembali hari ini
Aku punya wadah bernaung sekarang
Namun, kelak aku pun
harus kembali pulang
pada perkampungan abadi
Kampung setelah matiku
Nor Aniyah-Kandangan, 03/07/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar